Wednesday, March 14, 2012

BAHAYA LIDAH

Bahaya Lidah

Allah Ta’ala berfirman:
مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya ada raqib atid.” (QS. Qaf: 18)

Raqib adalah malaikat yang selalu menyertainya dan atid maknanya yang hadir di sisinya.
Dari Sahl bin Sa’ad As-Saidi -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:
مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa yang menjamin untukku bisa menjaga apa yang ada di antara dua janggutnya (janggut dan kumis) dan apa yang ada di antara kedua kakinya, maka aku menjamin surga untuknya.” (HR. Al-Bukhari no. 6474)
Yang berada di antara janggut dan kumis adalah lidah, dan yang berada di antara dua kaki adalah kemaluan.
Dan dalam hadits Muadz bin Jabal tatkala Nabi -alaihishshalatu wassalam- menyebutkan masalah Islam, rukun Islam, dan jihad di jalan Allah. Muadz berkata di akhir hadits:
ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمِلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟ قُلْتُ: بَلَى يَا رسولَ اللهِ. فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالَ: كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا، قُلْتُ: يَا رسولَ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟ قَالَ: ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ؟!
“Kemudian beliau bersabda, “Inginkah kuberitahukan kepadamu penegak dari semua amalan itu?” aku (Muadz) menjawab, “Mau wahai Rasulullah.” Maka beliau memegang lidahnya seraya bersabda, “Tahanlah ini,” aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami betul-betul akan disiksa akibat ucapan kami?” beliau menjawab, “Kasihan kamu wahai Muadz, apakah ada yang menjerambabkan manusia di dalam neraka di atas wajah-wajah mereka kecuali buah dari ucapan lisan-lisan mereka?!” (HR. At-Tirmizi no. 2616 dan dia berkata, “Hadits hasan shahih.”)

Penjelasan ringkas:
Allah Ta’ala berfirman mengingatkan nikmat-Nya, “Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua mata, satu lidah, dan dua bibir.” Maka lidah termasuk dari nikmat terbesar dari Allah kepada hamba yang dengannya mereka bisa mengungkapkan isi hati dan keinginan mereka.
Hanya saja nikmat yang besar ini bisa menjadi sesuatu yang akan membinasakan pemiliknya di dunia dan di akhirat. Dia bisa menjadi sebab terbesar masuknya seseorang ke dalam surga, tapi sebaliknya dia juga bisa menjadi sebab terbesar yang menggelincirkan seseorang ke dalam neraka. Karenanya tidak akan sempurna keislaman seseorang sampai dia meyakini bahwa semua ucapan yang keluar dari mulutnya akan dia pertanggungjawabkan di hadapan Allah, dan dia tidak akan mendapatkan inti dari ajaran Islam selama dia tidak menjaga lisannya.
SUMBER: google/Al-atsariyyah.com

Sunday, March 11, 2012

Bahaya Lidah


Lidah memiliki urgensi yang tinggi, karena lidah dapat membawa seseorang ke surga Allah bila digunakan untuk taat kepada-Nya.Sebaliknya lidah dapat menjerumuskan seseorang ke dalam neraka jika digunakan untuk maksiat kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Ta`ala telah menganugerahkan kepada manusia nikmat yang sangat banyak dan besar.Di antara nikmat Allah yang terbesar, setelah nikmat iman dan Islam, ialah nikmat berbicara dengan lidah, nikmat kemampuan menjelaskan isi hati dan kehendak.

SYAKHSHIYAH ISLAMIYAH(KEPRIBADIAN ISLAM)


“Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan kepada manusia. Kalian menyuruh yang maruf dan mencegah kemungkaran. Dan kalian beriman kepada Allah.” (Q.S. Ali Imran: 110)
Demikian firman Allah, yang seharusnya diusahakan oleh ummat Islam perwujudannya, yakni menjadi ummat terbaik, ummat terunggul. Berkemampuan melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Tapi, faktanya sekarang ini masih jauh dari harapan.

Monday, March 5, 2012

GHIBAH dan FITNAH, Bahaya Lidah


Mulutmu harimaumu. Begitulah kata pepatah. Artinya, segala perkataan yang terlanjur kita keluarkan apabila tidak dipikirkan terlebih dahulu akan dapat merugikan diri sendiri. Kita sering mendengar istilah tersebut. Maksudnya, kita harus menjaga mulut dan tutur kata karena bisa jadi bagaikan harimau galak menerkam balik kepada diri kita sendiri apabila yang keluar dari mulut kita adalah ‘bahasa yang kelewatan’.

Syakhsiyah Islamiyah


Kepribadian atau dalam bahasa Arab disebut Asy-Syakhshiyyah, berasal dari kata syakhshun. Artinya orang, seseorang, atau pribadi. Kepribadian bisa diartikan jati diri seseorang (haqiiqatu asy-syakhshi). Kepribadian seseorang ditentukan oleh cara berfikir (aqliyyah), yaitu cara seseorang memikirkan sesuatu berdasarkan suatu standar tertentu atau bagaimana seseorang mengkaitkan fakta dengan informasi sebelumnya (dan sebaliknya) berdasarkan suatu standar tertentu dan cara berbuat (nafsiyah), yaitu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Beginilah Kita


Apa yang terbayang di benak kita ketika berbicara mengenai Kepribadian Muslim? Mungkin ada yang menjawab; Kepribadian muslim itu tercermin pada orang yang rajin menjalankan Islam dari aspek ritual seperti shalat. Ada yang mengatakan kepribadian muslim itu terlihat dari sikap dermawan dan suka menolong orang lain atau aspek sosial. Mungkin ada yang berpendapat kepribadian muslim itu terlihat dari penampilan seseorang yang kalem dan baik hati.

Sunday, March 4, 2012

CBSA (Cinta Bersemi Saat Aktif)

 
Di mana aja, kapan aja, dan siapa aja dijamin nggak akan bisa lolos dari serangan virus yang satu ini. Bukan DBD, Flu Bu-rung, atau Worm. Tapi virus yang kekuatannya bisa bikin sang pejuang mati-matian ngapalin lagu melankolis First Love-nya Nika Costa atau Shoulder to Cry On-nya Tommy Page. 

Kepribadian Muslim

Saat ini dunia tengah diprovokatori oleh pihak-pihak penentang Islam yang secara terselundup menggemparkan isu-isu bahwa Islam adalah musuh dunia. Mereka menggambarkan bahwa Islam adalah agama yang penuh keresahan, anarkis, bengis, dan tidak bertoleransi pada perbedaan agama. Mereka mempropagandakan jika Islam menguasai dunia maka dunia akan hancur. Dalam internal Islam sendiri pun masih terkotak-kotak. Artinya tiap pengikut ulama masih sering saling mengkritisi bagaimana sikap saudaranya yang secara dzahir saling terlihat. 

Kepribadian Islam


Setiap manusia bisa dilihat dari dua hal, pertama dari penampilan fisik, seperti halnya bentuk tubuh, wajah, cara berpakaian, dan lain sebagainya, yang kedua adalah tingkah laku. Rasullulah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak menilai atas rupamu serta harta kekayaanmu, akan tetapi dia hanya menilai hati dan amal perbuatanmu(HR. Muslim dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah)